Teknik Fisioterapi Dada (Clapping) Untuk Mengeluarkan Dahak Pada Anak Dengan ISPA oleh : Oktavy Budi Kusumawardhani, S.Kep., Ns., MM.(Dosen Prodi Administrasi Rumah Sakit Program Sarjana) dan Mahasiswa ARS

Pengabdian kepada masyarakat merupakan kewajiban dosen dalam kontribusi melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dosen Universitas Kusuma Husada Surakarta dan mahasiswa pada semester ini memutuskan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat kepada orang tua anak yang berada di RT 01 RW 05 Pucang Sawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Pengabdian kepada masyarakat ini berupa sosialisasi pengetahuan tentang penerapan teknik fisioterapi dada (Clapping) untuk mengeluarkan dahak pada anak dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di RT 01 RW 05 Pucang Sawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa, 30 Juni 2020 pukul 10:00 sampai dengan selesai di lingkup wilayah RT 01 RW 05 Pucang Sawit Kecamatan Jebres Surakarta. Pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh dosen administrasi rumah sakit program sarjana dengan ketua yaitu Oktavy Budi Kusumawardhani serta anggota Sri Nurul Kuraini. Mahasiswa juga terlibat dalam pengabdian masyarakat ini yang terdiri dari Riszi Ramadhani, Nikmah Putri dan Rada Febria Kurniawati. Dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat ini didampingi oleh ketua RT 01 Bapak Slamet Waluyo. Peserta dari pengabdian ini adalah orang tua anak di RT 01 RW 05 Pucang Sawit.  Pengabdian masyarakat ini kita menentukan tema pengetahuan tentang penerapan teknik fisioterapi dada (Clapping) untuk mengeluarkan dahak pada anak dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Tema ini diangkat karena teknik fisioterapi dada (Clapping) dapat membantu untuk mengeluarkan dahak pada anak dengan ISPA. Teknik ini tidak memerlukan biaya atau alat yang sulit digunakan untuk praktek jadi dapat digunakan untuk pertolongan pertama dalam mengurangi dahak pada anak. Setelah dilakukan sosialisasi orang tua anak yang berada di RT 01 RW 05 Pucang Sawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta paham dan dapat melakukan teknik Clapping untuk mengurangi dahak pada anak dengan ISPA.

Perkusi dada atau clapping adalah penepukan pada daerah dimana sekret terakumulasi (dada dan punggung) dengan tangan yang dibentuk menyerupai mangkuk, tepukan tangan secara berirama dan sistematis dari arah atas menuju kebawah. Selalu perhatikan ekspresi wajah klien untuk mengkaji kemungkinan nyeri.Setiap lokasi dilakukan perkusi selama 1-2 menit. Perkusi dilakukan dengan membentuk mangkuk pada telapak tangan dan dengan ringa ditepukkan pada dinding dalam gerakan berirama diatas segmen paru yang akan dialirkan. Cupping adalah menepuk-nepuk tangan dalam posisi telungkup. Cupping menepuk-nepuk tangan dalam posisi terbuka.Tujuan untuk menolong pasien mendorong / menggerakkan sekresi didalam paru-paru yang diharapkan dapat keluar secara gaya berat, dilaksanakan dengan menepuk tangan dalam posisi telungkup.

Tahapan dalam fisioterapi dada teknik clapping ini yaitu :

  1. Inhalasi
          Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam  bentuk uap kepada si sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru). Alat terapi inhalasi bermacam-macam.Salah satunya yang efektif bagi anak adalah alat terapi dengan kompresor (jet nebulizer). Cara penggunaannya cukup praktis yaitu anak diminta menghirup uap yang dikeluarkan nebulizer dengan menggunakan masker. Obat-obatan yang dimasukkan ke dalam nebulizer bertujuan melegakan pernapasanatau menghancurkan lendir.Semua penggunaan obat harus selalu dalam pengawasandokter. Dosis obat pada terapi inhalasi jelas lebih sedikit tapi lebih efektif ketimbang obat oral/obat minum seperti tablet atau sirup.

  2. Pengaturan Posisi Tubuh
    Tahapan ini disebut juga dengan postural drainage, yakni pengaturan posisi tubuhuntuk membantu mengalirkan lendir yang terkumpul di suatu area ke arah cabang bronchus utama (saluran napas utama) sehingga lendir bisa dikeluarkan dengan cara dibatukkan. Untuk itu, orang tua mesti mengetahui di mana letak lendir berkumpul. Untuk itu, orang tua mesti mengetahui di mana letak lendir berkumpul. Caranya:a) Taruh tangan di bagian dada atau punggung anak.
    b) Minta anak menarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan.
    c) Dekatkan telinga kita ke tubuhnya dan dengarkan asal bunyi lendir. Biasanya lendir yang mengumpul akan menimbulkan suara. Atau, rasakan getarannya.
    d) Setelah letak lendir berhasil ditemukan, atur posisi anak.

  3. Pemukulan/Perkusi
    Teknik pemukulan ritmik dilakukan dengan telapak tangan yang melekuk pada dinding dada atau punggung.Tujuannya melepaskan lendir atau sekret-sekret yang menempel pada dinding pernapasan dan memudahkannya mengalir ke tenggorok. Hal ini akan lebih mempermudah anak mengeluarkan lendirnya. Caranya:
    a) Lakukan postural drainage. Bila posisinya telentang, tepuk-tepuk (dengan posisitangan melekuk) bagian dada sekitar 3-5 menit. Menepuk bayi cukup dilakukan dengan menggunakan 3 jari.
    b) Dalam posisi tengkurap, tepuk-tepuk daerah punggungnya sekitar 3-5 menit.
    c) Dalam posisi miring, tepuk-tepuk daerah tubuh bagian sampingnya. Setelah itu lakukan vibrasi (memberikan getaran) pada rongga dada dengan menggunakan tangan (gerakannya seperti mengguncang lembut saat membangunkan anak dari tidur). Lakukan sekitar 4- 5 kali.

  4. Latihan Batuk
    Batuk merupakan cara efektif dan efisien untuk mengeluarkan lendir di saluran pernapasan. Agar batuk jadi efektif maka perlu diberikan latihan batuk. Namun latihanini hanya bisa dilakukan pada anak yang sudah bisa diajak sedikit bekerja sama(kooperatif) atau mulai di usia batita. Untuk bayi, teknik batuk pada fisoterapi di rumah biasanya ditiadakan. Bayi biasanya mengeluarkan lendir dengan cara memuntahkannya. Adapun latihan batuk yang bisa dilakukan adalah: Anak duduk dengan agak membungkuk. Minta ia menarik napas dalam-dalam lalu tahan dan kontraksikan otot perut. Tiup napas lebih kuat dan batukkan.

  5. Latihan Pernapasan
    Latihan ini dilakukan untuk memperbaiki dan menormalkan kembali pola pernapasan serta membantu mengeluarkan lendir.Biasanya teknik ini dilakukan pada anak yang mengalami sesak napas. Latihan ini bisa dilakukan pada anak yang kooperatif, sekitar usia 3 tahun ke atas. Sebetulnya, yang paling banyak digunakan dalam latihan ini adalah otot-otot dada bagian bawah atau diafragma.

Daftar Pustaka
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik. Jakarta: Kemenkes RI
Notoatmojo (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rhineka Cipta
Wong, D.L., et.al. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol. 1 & 2. Jakarta: EGC


You might also like More from author

Leave A Reply

Your email address will not be published.